Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Minggu, 19 Juni 2011

Beredar Ayam Tiren di Tulungagung

Bikin Konsumen Bingung
 TULUNGAGUNG, Hapra Insonesia – Belum lama baru reda penjualan daging sapi yang diduga tak sehat, kini ibu-ibu di Tulungagung kembali dibuat was-sas dengan hembusan kabar peredaran daging ayam tak layak konsumsi.
    Dari beberapa sumber yang dihimpun tim telusur jejak media ini, mengatakan bahwa di wilayah Tulungagung telah beredar dading ayam tiren (mati kemaren). Peredaran daging ayam tiren di pasar tradisional setempat. Peredaran daging ayam tiren mirip daging sapi geronggongan.
    Dari beberapa sumber mengatakan bahwa ada daging ayam yang dijual telah mati sebelum disembelih, selain itu suntikan air pada ayam untuk meningkatkan bobot daging ayam. Bedarnya ayam suntikan dan ayam bangkai  dilakukan beberapa pedagang untuk mengatrol keuntungan.
    Dengan menyuntikkan air ketubuh ayam, pedagang daging ayam bias memperoleh keuntukngan dua kali lipat jika disbanding jual daging yang sehat. “Mereka menyuntikan  air ayam yang sudah disembelih serta ayam yang sudah menjadi bangkai alias tiren” ungkap salah seorang sumber kepada tim telusur jejak media ini.
    Hembusan kabar beredarnya daging bangkai ayam bangkai yang kian hari semakin santer, Tim telusur jejak media ini melakukan penelusuran di sejumlah tempat. Apa yang diperoleh Tim, dikonfirmasikan ke lembaga yang berwenang.
Sekretaris Dinas Perternakan Kabupaten Tulungagung Tatik Handayania  ketika dikonfirmasi Tim telusur jejak media ini merasa terkejut dengan info yang disodorkan tim telusur jejak media ini.
    Dari informasi tersebut, Tatik menyatakan akan segera menindak lanjuti dengan pengawasan dan penertipan pedagang daging ayam. Dengan tindakan tersebut, diharapkan dapat mengantisipasi agar masyarakat pengomsumsi daging ayam tak terkecoh.
    Dengan melakukan pengawasan secara berkesimabungan, harapan Tatik agar lembaga tempat kerjanya bisa menjadikan pengawasan mutu daging yang dipasarkan dan sehat serta layak konsumsi.
 “Sebenarnya, kami seringkali melakukan pengawasan. Terima kasih atas informasinya. Besok segera ditindaklanjuti,” paparnya. Tatik Handayani menuturkan, konsumen sebenarnya bisa mengetahui kulitas daging ayam saat transaksi.
Tentunya dengan mengetahui ciri-ciri daging ayam yang diduga suntikan serta bangkai. Seperti, jika diangkat daging mengucurkan air, tidak keset namun mengkilap, berat daging tidak wajar atau tidak sesuai dengan ukuran rata-rata 800-900 gram.
Selain itu, jika digoreng, daging ayam langsung menyusut. “Pedagang yang nekat menyuntik daging dengan air untuk mendapat keuntungan yang besar. Biasanya yang disuntik daging bagian paha, dada serta punggung ayam,” tuturnya.” Dia menjawab, kurang baik karena daging menjadi kurang higienis.”pungkasnya (Yu)

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA