Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Senin, 17 Oktober 2011

Demi Ingin Menang Lomba, Warga Sengsara....

Tulungagung | Hapra Indonesia - Demi ingin menang lomba warga sengsara, ibarat pepatah kata berakit-rakit dahulu berenang kemudian atau bersakit-sakirt dahulu bersenang-senang kemudian.     Untuk memajukan suatu upaya, tentu ditebus dengan susah payah dan bisa dikata sengsara. Demikian juga dengan mempromosikan kawasan wisata harus pula ditebus dengan perjuangan semaksimal mungkin agar lokasi wisata layak dan disaka wisatawan.
    Dalam memenuhi harapan sebuah lokasi wisata menjadi pilihan kunjungan wisatawan, tidak cukup hanya dilokasi wisata yang dibenahi sedemikian rupa sehingga menarik animo pengunjung. Tetapi sarana jalan menuju kearah lokasi wisata juga harus bisa membuat pengunjung nyaman dalam perjalanan.
    Dinas Pengairan Kabupaten Tulungagung meski tidak menangani keberadaan lokasi wisata, mau tidak mau terlibat dalam hal keberadaan wisata. Hal itu mengingat wisata di Tulungagung tak luput sungai, misalnya waduk Wonorejo yang saat ini permukaan airnya kian surut.
    Maka, baru-baru ini, pihak Dinas Pengairan melakukan upaya menjadikan sungai di Tulungagung bersih dan bisa menampung air dikala musim penghujan. Keberadaan perengan (tanggul) diperkuat dan menghilangkan penyebab rusaknya jaringan pengairan.
    Tentang penebangan pohon sepanjang jalan Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol, melalui pesan singkat dari nomor ponselnya, Drs. Maryani Kabag Humas Pemkab Tulungagung menuliskan ”Saya belum tahu” komentarnya menjawab konfirmasi melalui pesan singkat dari media ini.
    Setelah dilakukan pengecekan, dibenarkan oleh Drs Maryani ada pohon yang dipotong dan diganti dengan pohon lain, hal itu karena juga untuk kepentingan peningkatan layanan wisata yang ada di kawasan tersebut untuk menjadikan pepohonan sepanjang jalan akan lebih rindang karena daunnya melebar.
    Dari Dinas Pengairan, diperoleh penjelasan bahwa beberapa pohon yang berada di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol yang memanjang di sepanjang jalan dan sangat dekat dengan bentangan sungai sepanjang jalan terpaksa harus dipotong. Beberapa warga menyayangkan adanya pemotongan pohon tersebut.
    Jika ditinjau dari hasil buah dan pohon memayungi pejalan kaki dikala terik mata hari memang menguntungkan, namu jika dilihat bahwa akar pohon bisa merusak kondisi sungi karena akarnya cukup banyak dan kuat, dampaknya kerusakan sungai dan pendankalan.
    Karena untuk menyelamatkan kelancaran dan kemampuan menampung air, dengan berat hati pohon terpaksa harus dipotong. Meski demikian tidak berarti habis ditebang dibiarkan melompong, ada tanaman pengganti yang akarnya tidak membahayakan kondisi perengan sungai.
    Pemotongan yang beberapa lalu dilakukan, dan telah dilakukan penanaman pohon baru, kebetulan waktunya bersamaan dengan persiapan adanya lomba penilaian yang melibatkan penghijauan dan penataan lingkungan yang sejuk dan nyaman serta bersih.
    Karena waktunya berdekatan dengan persiapan lomba, maka muncul rumor dan kesan bahwa demi ingin menang lomba warga sengsara ketika terjadi pembersihan pinggir sungai sepanjang jalan di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol
    Saat pembersihan areal di sepanjang jalan, dari sumber yang diperoleh media ini, pelaksanaannya disaksikan langsung oleh Kapolsek dan Dan Ramil setempat untuk menghindari kesalah pahaman tentang mengapa pepohonan ditebang.
    Tentang wisata andalan, Dukuh Pasir Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, sudah taka sing lagi bagi warga Tulungagung, hal itu karena di desa tersebut terdapat obyek wisata Goa Pasir.
    Lokasi wisata yang cukup indah dan saat ini masuk pada deretan kunjungan wisata di Kabupatren Tulungagung, lokasinya atau tepatnya tepat berada di sisi utara pegunungan kapur selatan (Gunung Podo)
     Buku yang berjudul TABUTA (Tapak Budaya Tulungagung) karangan Drs. M Dwi Cahyono, M.Hum dijelaskan bahwa Goa Pasir atau yang dinamakan Situs Karsyan Goa Pasir yang terletak di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol berbentuk bangun landam kuda serta tinggalan arkeologi yang berupa goa pertapaan yang berisi banyak relief (goa I) dengan ukuran goa 260 x 175 cm dan kedalaman 218 cm dengan ketinggian 200M di atas permukaan tanah tanpa disertai dengan tangga batu. Dan goa II yang tidak ber-relief dengan posisi tebing bawah dengan keadaan mulut lebih besar dari goa I berukuran 305 x 255 x 190 cm dan kedalaman 255 cm posisi goa menghadap ke barat.
    Dalam buku TABUTA juga dijelaskan bahwa sesuai dengan sebutannya yaitu “Situs Goa Pasir“ dan fungsinya sebagai karsyan maka kedua Goa tersebut waktu itu difungsikan sebagai pertapaan.
    Hal tersebut didukung dengan banyaknya temuan lain yang tersebar di area goa serta sebagian yang tertimbun tanah, hal ini selaras dengan esoteris dari Hindu sekte Siwa Shidanta yang lazim di jalankan di lingkungan karsyan yang sifatnya tertutup.
    Temuan lain di situs Goa Pasir berupa sisa struktur bangunan, berbangun bujur sangkar dengan ukuran sisi 700 cm berupa tatanan batu bata yang semula diperkirakan sebagai pondasi suatu asrama (rumah tinggal semi permanen bagi para Resi) dan hingga kini yang tersisa dari bangunan ini adalah bagian bangunan yang tampak di permukaan tanah yang berada di sisi selatan dan barat.
    Selain itu di area situs juga terdapat arca-arca lepas batu adesit, sedangkan arca yang tersisa berupa dua buah arca penjaga pintu (dwara pala) berbeda ukuran dan detail bentuknya, fragmen arca Ganesha (Putra kedua dari Dewa siwa dan parwati/uma) peninggalan kerajaan Majapahit dan ini di indikatori berupa pahatan teratai yang tumbuh dari vas bunga yang dipahat pada sandaran kanan kiri kaki arca.
    Berdasarkan catatan penelitian N.J. Krom dan Verbeek di situs Goa pasir pernah ditemukan arca batu yang sandarannya dipahatkan konogram saka 1325 (1403 M) dan 1224 S (1302 M) tahun 1302-1403 M yang berarti dari masa Majapahit, juga pernah ditemukan kronogram yang bertarikh Saka 1228 (1306 M), menunjuk pada zaman Majapahit oleh karena itu situs Karsyan Goa pasir diperkirakan sebuah peninggalan zaman Majapahit.(Bayu)

Tulungagung Siaga Kemarau


Tulungagung | Hapra Indonesia Online - Belakangan ini, sejak awal Oktober hingga tanggal 17 (hari ini) udara di Tulungagung  terasa gerah dan mendung kian menggelayut tampak menghitam di beberapa kawasan.
    Pro dan kontra, musim sulit diprediksi, akan segera digelontor hujan atau sebaliknya saat ini merupakan titik awal kemarau, kenyataan yang ada nada-nadanya bakal dating kemarau. Prakiraan kemarau telah ditandai kian mongering area persawahan karena waduk Wonorejo permukaan airnya kian mendangkal.
    Dalam mengantisipasi musim kemarau tahun ini, Desa Pakisrejo Kecamatan Tangunggunung telah siaga dengan cara mencari solusi bila ternyata kemarau akan segera tiba dan memperparah kekeringan di Tulungagung, khususnya didesa tersebut
    Melihat kenyataan dilapangan akan adanya waspada kekeringan, tindakan pemerintah setempat langsung memberikan instruksi langsung terhadap usaha antisipasi bila terjadi kekeringan di daerah tersebut terutama yang berkaitan dengan air minum.
    Dalam upaya mengantisipasi masa kemarau. Penyediaan kebutuhan air kebutuhan tanaman khususnya pemenuhan kebutuhan sehari Desa Pakisrejo tiada henti mencari jalan keluarnya, hasilnya upaya maksimal memanfaatkan sumber air adalah pilihan utama.
    Hal itu karena di daerah tersebut ternyata banyak diketemukan adanya sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk keperluan sehari-hari. Sehingga Bupati Tulungagung dalam suatu kesempatan berkunjung didesa tersebut memberikan bantuan berupa tiga pompa air di Desa Jatirejo untuk mendistribusikan ke rumah-rumah penduduk.
    Bupati sangat peduli terhadap kebutuhan masyarakat terutama air bersih dan akan meninjau ulang kembali lokasi tersebut agar dapat dipastikan warga setempat dapat terpenuhi kebutuhan air bersihnya.Untuk diketahui dalam memenuhi kebutuhan air bersih 97 KK di Pakisrejo penduduknya pada saat ini memanfaatkan 12 sumur gali dan 27 pompa air.
    Sedangkan di Jatirejo terdapat 152 KK pada saat ini mengantungkan kebutuhan air bersih pada 14 sumur gali dan 11 pompa air sebagai tempat mencari air bersih. idealnya 1 pompa air hanya untuk memenuhi 13 KK.
          Disamping masalah kekeringan wira usaha juga perhatian  menjadi salah satunya  koperasi serba usaha "MITRA USAHA" di Dusun Sine Kecamatan Kalidawir, koperasi ini selain melakukan kegiatan usaha simpan pinjam, juga membuat usaha produksi makanan berbahan dasar ikan seperti abon, nugget, bakso dll.
    Di koperasi tersebut Bupati juga akan memberikan bantuan peralatan pengolah ikan berupa peralatan pembuatan abon dan mesin giling daging untuk menunjang agar koperasi tersebut dapat berkembang dengan baik. (Bayu/Hum)

Sabtu, 08 Oktober 2011

Pengurus LPKNI Korwil Kediri Di Kukuhkan

Kediri, HAPRA Indonesia – Kelahiran LPKNI (Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Indonesia) koordinator wilayah (Korwil)  Kediri yang telah  di kukuhkan dan di hadiri  oleh Presiden LKPNI Nanang Nelson, dalam acara silaturahmi tersebut di hadiri oleh   LPKNI  dari berbagai daerah.
    Para aktifis perlindungan konsumen berkumpul dalam suasana yang hangat dengan penuh kekeluargaan, acara tersebut  diselenggarakan (hari Sabtu (10/9) di Gedung Atmaka Production di kawasan Dlopo Kabupaten Kediri.
    Kelahiran LKPNI di Kediri dan eks karisidenan tentu menjadi angin segar bagi para konsumen, pasalnya selama ini banyak para pelaku usaha yang telah mengikiri hak hak para konsumen.
    Hal itu menjadi ironis di tambah lagi ketidak tahuan para konsumen itu sendiri tentang  hak haknya sebagai  konsumen dalam mengkomsumsi barang atau jasa.
    Atas dasar itulah LKPNI korwil Kediri lahir, yang terdiri dari para aktivis pembela konsumen bersatu atas dasar keprihatinan atas di kebirinya hak hak konsumen secara umum. LPKNI berdiri atas dasar landasan UU no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, sedangkan tugas utama LPKNI adalah menyadarkan dan mencerdaskan konsumen atas hak haknya yang sering di rugikan oleh pelaku usaha.
    LPKNI korwil (koordinator wilayah) Kediri yang meliputi wilayah kerja eks Karisidenan Kediri, yaitu Nganjuk, Tulungagung, Blitar, Trenggalek dan Kediri.
    Acara silaturahmi dan pengukuhan pengurus LPKNI korwil Kediri tersebut Sekaligus sebagai  temu kangen para aktivis pembela konsumen yang tergabung dalam wadah sebagai anggota LKPNI tersebut berlangsung meriah di hadiri oleh LPKNI dari Bantul, Kebumen, Yokyakarta, Ngawi, Madiun, Malang, Tulung Agung, Nganjuk, Surabaya dan daerah lain, juga di hadiri dari perwakilan Kepolisian, Perwakilan dari Pemkab Kediri maupun Pemkot Kediri.
    Jikam Haryanto dari Devisi Pengembangan LPKNI Pusat dalam sambutannya yang sekaligus mewakili panitia penyelenggara acara silaturahmi dan pengukuhan LKPNI korwil Kediri tersebut mengatakan bahwa ide acara pengukuhan dan silaturahmi yang di adakan di daerah, dan yang sekarang di selenggarakan di Kediri, adalah  atas arahan dari Nanang Nelson selaku Presiden LKPNI sekaligus untuk pengembangan dan jaringan LKPNI di daerah daerah Pemerintah tingkat II dan yang  terkecil yaitu sampai tingkat kecamatan.
    Masih menurut Jikam Haryanto  berharap dalam acara tersebut untuk menyatukan semua pelaku LPK (lembaga Pelindungan Masyarakat) dan semua unsur aktivis pembela konsumen yang ada untuk saling kenal dan   mempersatukan persepsi guna menyatukan langkah memberikan pembelaan atau penyadaran kepada para konsumen atas hak haknya.
    Lebih lanjut Jikam mengungkapkan kendala yang umum di hadapi oleh pelaku aktivis LPK, “di lapangan saya sering menemukan perlindungan yang tidak maksimal dalam hal melindungi konsumen” Ungkap Jirkam.
    “Dan yang memprihatinkan dan butuh perhatian dari pelaku pembela konsumen LPK (Lembaga Perlindungan Konsumen) adalah  maraknya kasus dari bidang jasa pembiayaan, ada oknum LPK sendiri justru yang menyuburkan premanisne” Kata Jikam Prihatin.
    Selain prihatin  Jikam juga membawa kabar baik bagi konsumen terkait jaminan eksekusi fedusia yaitu dengan lahirnya sekep no 8 Kapolri tahun 2011. Dalam sekep tersebut menurut jirkam ada empat syarat yang harus di penuhi para eksekutor pelaku usaha , yaitu satu permohonan ke Kapolda, kedua jaminan fedusia, ketiga peringatan kesatu dan kedua dan keempat menyertakan biodata para esekutor.
    Sementara itu Presiden LKPNI Nanang Nelson dalam tausiyahnya berharap segenap LPKNI untuk bersatu dan meningkatkan kinerja dengan  maksimal dalam melindungi para konsumen, serta memberikan perlindungan dan mencerdaskan konsumen atas hak haknya.
    Nanang Nelson juga mengungkapkan hasil dari pertemuan LPK seluruh dunia yang di adakan di Hongkong beberapa bulan yang lalu, dalam pertemuan LPK seluruh dunia tersebut di khususkan terkait masalah finance dan perbankan, dan pelaku usaha harus mengacu pada ISO tahun 2005.
    Dalam pertemuan tersebut peserta sepakat, para pelaku usaha harusnya sudah menerapkan etika dalam melayani konsumen .Kemudian  Nanang Nelson mencontohkan para konsumen di tiga negara yang sudah dapat melumpuhkan pelaku usaha karena kekompakan, kesadaran dan kecerdasan mereka atas hak hak mereka, dan konsumen di negara tersebut sudah melakukan sehingga membuat pelaku usaha tutup.
    Negara tersebut adalah Malaysia,Cina ( Hongkong) dan Amerika Serikat, di negara tersebut para konsumen bersatu padu dengan LPK berhadapan dengan pelaku usaha yang arogan atau yang telah merugikan konsumen sehingga membuat para pelaku usaha merugi bahkan tutup karena kekompakan konsumen di tambah LPK.
    Dalam acara tersebut Nanang Nelson juga mensosialisasikan LPKNI elektronik yaitu pulsa bagi semua anggota LKPNI. (CAHYO). 

PENGGURUS LPKNI KORWIL KEDIRI PERIODE 2011-2015
DEWAN PENASEHAT & PEMBINA  LPKNI KORWIL KEDIRI: Nanang Nelson, Jikam Haryanto
KETUA                : Dwi Cahyono
WAKIL KETUA `: Nur Cahyono
BENDAHARA     : Desi Rusdiana

DIVISI- DEVISI
1. KADIV PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DAN PERBANKAN : Dwi Cahyono
2. KADIV PENGAWASAN MAKANAN DAN MINUMAN SERTA  MUTU INDUSTRI: A. Somad
3. KADIV PENGAWASAN KOPERASI DAN OBAT OBATAN: M. Sugeng         
4. KADIV PENGAWASAN DEPT COLECTOR:  Suryanto
5. KADIV HUMAS, PUBLIKASI DAN OPERASIONAL : Nur Cahyono
6. KADIV HUKUM DAN ADVOKASI : Yohanes
7. KADIV PENGAWASAN JASA ASURANSI, KADIV CABANG DAN LITBANG:  Agus Suwito
8. KADIV PENGADUAN KONSUMEN: M Lucky Riza Hasanuddin, Human Abdullah, Faqih, Heri.S.




UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
PASAL 44
Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat.
Lembaga swadaya perlindungan masyarakat memiliki kesempatan untuk perperan aktif dalam perlindungan konsumen
Tugas perlindungan lembaga konsumen swadaya masyarakat meliputi kegiatan :
Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati hatian konsumen dalam menkonsumsi barang dan /atau jasa
Memberikan nasehat kepada kosumen yang memerlukannya
Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen.
Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen
Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen. (***)

Kebakaran Hutan di Kalidawir Petak 9

Tulungagung|Hapra Indonesia – Kepolisian Sektor Kalidawir Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Malam ini  8/10/2011 saat melakukan patroli keliling menuju adah Desa Kalibartur melihat adanyta kobaran api.
    Kapolsek Kalidawir Reta Herdiana yang ikut memimpin langsung patroli malam ini, mengatakan bahwa semula titik api terlihat 1 lokasi. Namun ketika dilakukan pengecekan, ternyata terdapat 4 titik api.
    Kepada media ini Kapolsek mengatakan bahwa di duga kebakaran ada unsur kesengajaan dari tangan-tangan usil yang dilakukan oleh beberapa pemuda yang duduk-dudk di lokasi pinggiran hutan tersebut.
    Reta Kapolsek Kalidawir yang malam ini masih di TKP, telah melakukan kontak dengan pihak Perum Perhutani Kalidawir dan sampai berita ini diturunkan belum ada tanda2 datanbg kelokasi (Bayu)

Rabu, 05 Oktober 2011

Persediaan Air Waduk Wonorejo Kian Menipis


TULUNGAGUNG | HAPRA Online – Air merupakan kebutuhan pokok untuk menstabilkan kehidupan, selain untuk kebutuhan minum, cuci dan mandi serta memasak, kebutuhan yang besar adalah untuk memenuhi kebutuhan tanaman pangan.
    Akhir-akhir ini musim hujan dan kemarau terasa tak teratur sehingga dapat mempengaruhi kwalitas hasil panen dari lahan petani. Keringnya sawah berpengaruh terhadap kehidudap tanaman. Di Tulungnagung, saat ini bisa dikata siap-siap mengibarkan bendera putih dalam penenuhan kebutuhan air.
    Waduk Wonorejo, selain punya daya jual dalam dunia wisata, air yang tersimpan diwaduk tersebut sangat dibutuhkan warga. Apalagi pasokan air dari bendungan Wonorejo juga dibutuhkan untuk memenuhi produksi PDAM di Surabaya.
    Aliran air dari waduk Wonorejo meenuju Surabaya untuk diolah menjadfi air minum, dalam perjalanannya juga menunjang warga sekitar daerah aliran sungai (DAS)m terutama kalangan petani untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang sedang ditangani.
    Harapan pasokan air dari waduk mengalir sampai Surabaya, kini kondisinya makin memprohatinkan dan terancam tak dapat mengirimkan air karena debit diwaduk sangat memprihatinkan kondisinya.
Hal uty karena permukaan air waduk Wonorejo, Tulungagung selama ini ternyata terus mengalami penurunan debit hingga nyaris mendekati ambang batas terendah, yakni 153 dpl.
“Penurunan ini sebenarnya merupakan fenomena yang wajar, sebab, fungsi waduk saat kemarau adalah sebagai penyuplai air bagi irigasi pertanian. Jika saat ini terus menyusut suatu hal hang biasa,” kata Kepala Divisi ASA II Perum Jasa Tirta Tulumgagung, Taufiqurrahman pada Jatimnet Online.
“Penyusutan air waduk selama beberapa pekan terakhir tergolong cepat. Sekitar empat hari lalu, misalnya, elevasi permukaan air waduk masih dikisaran 157 meter di atas permukaan air laut (mdpl).”terangnya.
“Kita masih ada cadangan  ketersediaan air waduk, baik untuk keperluan irigasi maupun untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sekitar bendungan Niama, masih mencukupi, hingga tiga bulan mendatang”Tambahnya.
 “Kalaupun sampai tiga bulanan mendatang hujan tak kunjung turun atau musim kering terus berkepanjangan, air cadangan waduk masih ada dengan volume mencapai 44 juta meter kubik lebih.
Dengan ketinggian  elevasi telah menyusut lagi hingga berada di kisaran 155 mdpl.” Katanya.Meski telah mendekati ambang batas terendah, pihak perum Jasa Tirta memastikan pasokan air waduk masih aman.
Dari pantauan Jatimnet dampak penyusutan Air Waduk Wonorejo tersebut sangat mempengaruhi kondisi lahan pertanian yang mengandalkan irigasi dari waduk tersebut tampak kering kerontang
”Terpaksa kami beralih pada awal bertani karena kemarau panjang lahan kami gunakan sebagai batu bata”ujar Winih warga Desa Tiudan (Bayu)

Target Minim Pasar Burung Katrol PAD Tulungagung

TULUNGAGUNG | HAPRA Online – Pasar burung Beji Tulungagung berada di bekas sub terminal cukup potensial untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh dari sektor retribusi. Hal itu mengingat di pasar burung tersebut terdapat 50 kios dengan 2 los bango.
Berdasarkan pantauan media ini, setidaknya 10 kios di pasar tersebut yang mangkrak tanpa difungsikan sama sekali menjadi salah satu penyebab minimnya setoran ke kas daearah karena targetnya hanya Rp 18 juta tiap tahun.
Ketika media ini menyusuri pasar burung  Beji, Soleh (53) salah seorang pedangang burung di pasar tersebut mengatakan “Kios ini sebenarnya bukannya tidak terpakai. Tapi sudah ada yang punya namun oleh pemiliknya tidak digunakan,” ujarnya
Soleh menambahkan pula Karena mereka menganggap berbisnis burung berkicau masih belum menjanjikan. Padahal, biaya sewa kiosnya sangat  murah. Per kios yang belum ada listriknya Rp 5 juta. Sedangkan yang sudah memiliki fasilitas listrik biasa mencapai Rp 7 juta hingga Rp 19 juta per tahun,” katanya.
Sementara itu, Harjo juga seorang pedagang burung menimpali, ”Retribusinyapun sangat murah Cuma Rp.22 ribu perkios” ujar pria yang telah berjualan dipasar burung Beji selama 12 tahun
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Pasar Tulungagung Edy Suyanto ketika dikonfirmasi via telpon 081234xxxxx mengatakan, “Kita masih membahas berapa target yang tepat untuk retribusi pasar burung mulai tahun depa”  ungkap Edy.
Edy menambahkan “Saat ini, dalam satu tahun pasar burung ditarget menyumbang PAD Rp 18 juta. Jika hingga Juni lalu saja mencapai Rp 9 juta. Maka, target PAD dari Pasar Burung dinaikkan sepertinya juga sangat mampu,”. (Bayu)

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA