Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Selasa, 21 Juni 2011

Jukir Liar Merajalela,Dishub Tutup Mata

Kediri, HAPRA Indonesia -  Masyarakat pada umumnya mengeluhkan banyaknya juru parkir (jukir) liar yang beroperasi di daerah titik srategis, para Jukir liar tersebut seolah  dengan "nyaman" bekerja.     Padahal keberadaan mereka atau status mereka liar karena tidak menerima gaji dari pihak terkait yaitu Dinas Perhubungan.
    Hal itu di keluhkan oleh para pelanggan parkir yang khususnya berada wilayah Pare,
    Pelanggan parkir tentu heran karena mereka merasa telah membayar parkir berlangganan bersamaan dengan her kendaaraan mereka.
    Menurut penelusuran koran ini dan informasi yang di himpun dari berbagai sumber HAPRA  mengambil contoh dari restribusi parkir di daerah Pare kota saja.
    Ada beberapa titik yang di gunakan oleh petugas parkir gadungan atau di kenal dengan juru parkir liar yang “bertugas” di daerah titik tersebut.
    Hal itu tentu meresahkan baik oleh pelanggan parkir ataupun petugas parkir yang resmi yang disahkan oleh Dinas Perhubungan kabupaten Kediri.
    Juru parkir yang resmi merasa terganggu karena jukir gadungan tersebut il dari parker pelanggan masuk kantong pribadi.
    Petugas Jukir liar yang “menghuni” beberapa titik strategis tersebut,
    Dari pengamatan HAPRA antara lain kalau malam jukir gadungan 'ngepos' di depan apotik Husada Pancaran, kemudian di jalan Kandangan di depan Toko Sahabat.
    Tempat lain adlah di depan Bank Syareah Mandiri dekat Pegadaian, toko buku depan SMA Mardi Trisno, depan pasar baru kalau siang banyak jukir liarnya, Toko Risna utara alun alun Pare dan Swalayan Dinasti.
    Sekilas para jukir tersebut tidak berbeda dengan para jukir resmi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri.
    Tetapi kalau diamati lebih lanjut jukir gadungan tersebut bajunya agak lusuh dan biasanya tidak bersepatu dan hanya memakai sandal.
    Menurut informasi yang di himpun dari berbagai sumber, para jukir gadungan tersebut mendapatkan karcis yang asli dari membeli dari para Jukir yang resmi.     Sedangkan para jukir resmi tersebut menjual karcis ke jukir gadungan karena beberapa sebab, antara lain karena sisa karcis masih ada, karena tiap bulan jukir resmi mendapat jatah karcis yang ber- jumlah 150  lembar.
    Faktor lain karena parkir sedang sepi, juga sedang membutuhkan uang untuk keperluan sehari hari.
    Perlu di ketahui harga per karcis Rp 25 ribu, yang di potong dari gaji para jukir tiap bulannya.
    Keberdaan Jukir liar tentu merugikan para pelanggan karena selain mereka meminta uang juga merugikan Jukir yang resmi, sebab meskipun mereka berkarcis tetapi masuk kantong pribadi.
    Tragisnya, pihak Dishub Kabupaten Kediri diduga kuat sudah mengetahui keberadaan jukir liar tersebut.
    Namun tidak ada tindakan apapun dari pihak Dishub.
    Menurut sumber hal itu sudah di laporkan ke pihak Dishub namun tidak ada tindakan kata sumber HAPRA
    Sementara itu Bambang Supriyanto Kasi Parkir Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri saat dikonfirmasi diruang kerjanya terkait tentang maraknya Jukir liar, mengaku belum mengetahuinya,
 “Dimana tempatnya ? Siapa namanya ?“ Kata Bambang Kepada HAPRA
    “Ya nanti kita akan cek dan Kita ambil tindakan tegas” Tegas mantan Camat Banyakan tersebut. (C@HYO).       

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA