Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Selasa, 21 Juni 2011

RUPS Gudang Garam Tahun 2011

Kediri,HAPRA Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham PT Gudang Garam Tbk produsen rokok skala nasional yang basisnya di Kota kediri, secara berkala tiap tahun menggelar RUPS tahunan.
    Untuk tahun ini, PT Gudang Garam akan kembali menggelar RUPS, dan materi RUPS telah ditetepkan untuk di gelar pada hari 'H' nanti di  Kilisuci Ballroom Grand Surya Hotel Jl Dhoho 95 Kediri.
    Info yang diperoleh HAPRA, dalam gelar RUPS nanti adalah Laporan Direksi mengenai jalannya usaha Perseroan selama tahun buku yang berakhir 31-12-2010, sedang agenda ke dua Pengesahan atas Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal yang sama.
    Susilo Wonowidjojo Presiden Direktur PT Gudang mengatakan seusai gelar RUPS tahun lalu, bahwa di tahun 2010 menelorkan sebuah keputusan, yaitu memutuskan membagikan dividen untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 1,25 triliun.
    Dikatakan juga oleh Susilo Wonowidjojo saat itu, “Besar dividen yang dibagikan kepada masing-masing pemegang saham mencapai Rp 650 per saham,” Ujarnya.
    Susilo Widjojo saat itu kepada kalangan Pers, menyebutkan bahwa pangsa pasar rokok di Indonesia masih tetap terbuka lebar. Bahkan, beberapa masalah yang muncul belakangan, seperti tentang peraturan, maupun berbagai fatwa haram tidak membuat omzet perusahaan ini turun.
    Pelaksanaan RUPS tahun lalu, selain menetapkan dan membagikan dividen 2009, juga menetapkan gaji atau tunjangan para anggota dewan komisaris, yaitu untuk presiden komisaris maksimum 40% dari gaji dan tunjangan presiden direktur, serta untuk komisaris maksimum 20% dari gaji dan tunjangan presiden direktur.
    Untuk tahun ini pelaksanaan RUPS yang selalu dilakukan ditempat yang sama, yaitu Kilisuci Ballroom Grand Surya Hotel Jl Dhoho 95 Kediri pada hari Jumat, 24 Jun 2011 Waktu: 09:00 WIB. (RPHI).

Rokok Tjap 93
Sebelum ada rokok cap Gudang Garam (GG), ada rokok cap 93 yg pada tahun era 50 an rokok cap 93 di Jawa Timur sudah tak asing lagi ketenarannya. Rokok tersebut didirikan dan dikelola pamannya Tjoa Ing Hwie.
    Tjoa Jien Hwie alias Surya Wonowidjoyo (Fujian, Republik Rakyat Cina, 1923 - 1985) adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan pendiri Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.
    Ia berimigrasi ke Indonesia pada waktu berumur 3 tahun bersama keluarganya. Di Indonesia, mereka pertama kali menetap di Sampang, Madura. Surya sejak kecil sudah bergelut di bidang industri rokok.
    Tjoa Ing Hwie sendiri saat  kala itu usianya sekiar 20 tahun, prestasi yang bisa dibanggakan keluarga, membuat Tjoa Ing Hwie yang semula pegawai biasa akhirnya dipercaya menempati posisi direktur.
    Kemampuan Tjoa Ing Hwie yang makin mendalam tentang rokok, pada tahun 1956 dia mengundurkan diri dari perusahaan rokok milik pamannya. Upaya memiliki perusahaan rokok sendiri akhirnya terlaksana.
    Pada26 Juni 1958, Tjoa Ing Hwie yang saat itu berusia 35 tahun berhasil mendirikan perusahaan rokok klobot dan diberi merek Inghwie. Merek Inghwie kian terkenal. kalangan konsumen sampai-sampai ada yang membuat pelesetan kata.
    Inghwie dipelesetkan menjadi tingwe (linting dewe). Ucapan rokok Tingwe sangat lengket di masyarakat dan membuat rokok Inghwie makin dikenal. Tak salah juga, Tingwe kalau dipanjangkan bisa menjadi Tjoa Ing Hwie.
    Perusahaan rokok milik Tjoa Ing Hwie yang memproduksi rokok klobot cap Inghwie semakin hari kian berkembang sangat pesat. Dua tahun sejak berdiri kemudian merek rokok  Inghwie diganti dengan Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam.
    Bergantinya nama yang di adopsi pandangan mata Tjoa Ing Hwie kala berangkat dan balik kerja melihat sederet gudang  garam di dekat rel kereta api dan jauh kebelang sana terdapat pegunungan. Mengilhami merek rokok yang diproduksinya.
    Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam dipilih Tjoa Ing Hwie mengantarkan kejayaan dan ketenarannya sampai sekarang. Saat ini GG ibarat menjadi rajanya rokok yang berbasis di Kediri.
    Untuk melempar produknya, tidak langsung dari pabrik ke konsumen, melainkan melalui PT Surnya Pamenang baru ke pedagang eceran dan sampai berakhir di konsumen. Yang dilakukan GG tersebut adalah bentuk mata rantai perdagangan yang terkonsep secara profesionalisme. (RPHI).

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA