Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Sabtu, 19 November 2011

Jawa Timur Siaga Banjir

Surabaya | Hapra Indonesia - Petani tembakau di Bojonegoro, menghindari kerusakan hasil panen tembakaunya, terpaksa harus memanen lebih cepat dan awal Nopember ini diharapkan bisa tuntas karena berpacu dengan hadirnya guyuran hujan semakin hari kian sering jatuh.
    Tergesa-gesanya petani tembakau melakukan panen karena wilayah Bojonegoro merupakan pelanggan tetap banjir yang berasal dari luapan bengawan Solo. Pemerintah setempatpun telah sigap melakukan antisipasi hadirnya banjir tahunan.
    Sunyoto, Bupati Bojonegoro usai rapat paripurna di gedung DPRD Bojonegoro belum lala ini mengatakan bahwa jajaran Pemkab Bojonegoro akan memaksimalkan upaya penanggulangan banjir lebih dini .”Kita akan maksimalkan sistem peringatan dini bahaya banjir,” Ujar bupati
    Sedang Bambang Budi Susanto Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro menuturkan bahwa saat ini di sepanjang Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro telah dibangun 78 embung. Satu embung itu mampu menampung air dengan kapasitas 30.000 meter kubik.
    ”Embung itu yang akan menyimpan air luapan Sungai Bengawan Solo,”terangnya. Selain memaksimalkan fungsi embung,di perkotaan Bojonegoro juga akan dimaksimalkan fungsi pompa air di yang ada dikota terdapat tiga titik yaitu, di Kelurahan Banjarejo, Ledok Kulon, dan Karangpacar.
    Untuk kawasan timur dan utara, Kecamatan Baureno dan Kanor masih berpotensi banjir, untuk Kanor selain dari bengangan Solo juga kiriman dari aliran kali Merkuris di Sumberrejo yang mendapatr kiriman air dari kawasan sekitar hutan di Kedungadem yang semakin gundul.
    Sementara itu, data yang diperoleh Hapra Indonesia, di Jawa Timur rawan banjir dan tanah longsor terdapat sedikitnya ada 29 kawasan termasuk Bojonegoro diantaranya Malang, Jember, Lumajang, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Tuban, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Pacitan.
    Yang berada dikawasan Kediri dan Tulungagung, selain disebkan makin berkurang tanaman hutan akibat pemalakan, juga dipicu adanya penambangan pasir di sungai brantas, khususnya di tengah kota Kediri.
    Yudha Triwidya Sasongko Yudha Triwidya Sasongko Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mengatakan, telah menormalisasi sejumlah sungai yang selama ini menyebabkan banjir.
    Dikatakan Yudha ”Normalisasi DAS Kedung Larangan, Bangil, Sungai Wrati sudah dilakukan beberapa bulan lalu. Normalisasi ini yang dilakukan dari hulu hingga hilir diharapkan bisa mengurangi banjir,”
    Khusus untuk wilayah Tulungagung, seperti dilaporkan lsporkan Hapra Liputan Tulungagung, kawasan kota marmer ini memiliki kerawanan cukup tinggi akan terjadinya bencana pada musim penghujan ini terdapat 11 kecamatan.
    Dari 11 kecamatan tersebut adalah Kalidawir, Pakel, Gondang, Besole, Campurdarat, Pucanglaban
Ke-11 kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung, Pagerwojo, Sendang dan Boyolangu serta Kecamatan Kota Tulungagung. (Tim HI net

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA