Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Senin, 09 April 2012

RSUD Gambiran Kota Kediri Teledor Tangani Pasien

Rumor berkembang, profesionalisme tenaga medis RSUD Gambiran Kota Kediri tak sesuai kenyataan dan mengancam keselamatan pasien, sedang disisi lain RSUD tersebut mendapat penghargaan ISO.
    Kriteria penerimaan ISO 9001:2008. Penghargaan ini diberikan kepada  Rumah Sakit (RS) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan dedikasi pelayaan prima, jika rumor benar adanya. maka RSUD Gambiran tidak layak memperolehnya.
    Selain tak layak dan karena tak sesuai kriteria, pihak RSUD harus bertanggung jawab terhadap akibat kecerobohan yang dilakukan oleh tenaga medisnya sehingga data pasien tertukar.
    Soal tersebut, ada indikasi dirut dan humas RSUD Gambiran berupaya menyembunyikan kebenaran dengan cara memperlakukan insan pers seperti bola pingpong dalam menjalani tugas profesi kontrol sosial.   


Kediri | Hapra Indonesia - Selain soal pendidikan dan perkonomian, soal kesehatan juga terdengar nyaring dijadikan andalan utama dalam memfalitasi dan memajukan oleh lembaga pemerintahan.
    Kota Kediri, pemerintahan kota ini dipegang oleh seorang dokter, sepintas layak jika RSUD Gambiran memperoleh penghargaan ISO 9001:2008. Penghargaan ini diberikan kepada  Rumah Sakit (RS) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan dedikasi pelayaan prima
    Demokratis dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) yang berstandart Internasional dan penghargaan ISO telah di sandang oleh RSUD Gambiran Kota Kediri, pastinya semua itu sangat membanggakan terutama oleh pemerintahan Kota Kediri.
    Tetapi harumnya nama RSUD Gambiran dengan menyandang status ISO sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada karena masih terdapat penanganan pasien yang ada di RSUD tersebut.
    Hal itu seperti info yang diperoleh Hapra Indonesia. Pada awal bulan Februari ada salah satu pasien yang masuk di IGD dan diperiksa, selanjutnya dari IGD di informasikan kepada keluarga pasien untuk menjalani rawat inap.
    Selanjutnya si pasien dibawa ke ruang perawatan atau ruang inap, dan memang sebelumnya si pasien ini juga pernah di rawat di RSUD Gambiran, dalam hal ini masih wajar rotasi rawat inap seperti itu.
    Yang sangat memprihatinkan tentang masalah ini, yaitu di waktu rawat inap telah terjadi kekeliruan nama dalam pemeriksaan, pastinya akan salah dalam pemberian obat dan diaknosis di karenakan data si pasien tertukar dengan nama pasien lainnya.
    Info yang diperoleh Hapra Indonesia, pada kejadian tersebut waktu itu juga tidak cuma 1 pasien aja yang mengalaminya, pada saat itu salah satu penunggu pasien lainnya juga pernah mengalami hal tersebut
    "Podo karo dulurku mas salah jeneng, otomatis kan iyo salah obate to mas, peh-peh jan bahaya, kok iso ngono ya " dengan logat Jawanya yang artinya " sama seperti saudaraku mas salah nama, otomatis kan juga salah obatnya kan mas, wah-wah sangat berbahaya,kok bisa seperti itu ya" ujar salah seorang penunggu pasien kepada Hapra Indonesia. Masalah yang dituturkan sumber Hapra, untuk memperoleh kepastian mencoba menghubungi dr Sentot Dirut RSUD Gambiran.
    Saat dihubungi via ponselnya, dr Sentot mengatakan "Emm, datang aja kesini mas" ungkapnya. Dari 'lampu hijau' yang diberikan dr Sentot, Hapra segera menuju ke RSUD Gambiran dan berhadapan dengan petugas piket jaga.
    Sesuai prosedur, Hapra pun mengisi buku tamu sesuai yang diminta petugas dengan keterangan untuk menemui dirut. Jawaban dari petugas beberapa menit kemudian "Mas bapak mau rapat tidak bisa di temui di suruh menemui Humas"
    Untuk bertemu dirut yang sebelumya telah dipersilahkan datang via telepon dan ketika tinggal selangkah ditolak petugas dengan dalih bahwa dirut akan rapat dan dipersilahkan menemui Humas.
    Gagal bertemu dr Sentot dan dianjurkan ke Humas, di Bagian Humas RSUD Gambiran Kota Kediri, untuk bertemu Dra jantik kurniawati Apt MM Kabag Humas RSUD Gambiran, jawaban yang diperoleh
"Wah mas mau rapat, ke staff saya aja dulu ya mas"
    Selanjutnya sesuai anjuran jantik, Hapra menemui stafnya, jawaban yang diperoleh "Waduh mas biar ibu jantik selaku kabag humasnya ja ya yang menjawab saya tulisnya aja yang mau mas konfirmasi, terus mas tinggali nomer telpon biar nanti di telp untuk klarifikasi" lontar dari staff yang di tunjuk oleh kabag Humas RSUD Gambiran.
    Ketika Hapra mengajukan pertanyaan secara tertulis, sedang ketika masih menulis pertanyaan, Staf Humas tersebut mengucap dan membenarkan dengan permasalan tersebut "Iya kalau seperti itu kesalahan dari sini mas". ujar staf tersebut.
    Dugaan adanya kesalahan pemberian obat dan didahului diaknosa, sangat fatal serta dapat mengancam jiwa pasien yang dirawat di RSUD Gambiran milik Pemkot Kediri. Hal itu menjadikan preseden buruk dalam layanan kesehatan karena cerobohnya tenaga medis yang ada di RSUD tersebut.
    Sementara itu, dr Sentot selaku dirut dan Dra Jantik Kabag Humas RSUD Gambiran saat akan dikonfirmasi tentang dugaan kecerobohan tenaga medis di RSUD tersebut, berupaya menghindari dengan dalih akan rapat serta menjadikan insan pers seperti bola pingpong.
    Jika dalam kenyataan dugaan adanya salah pemberian obat karena data pasien tertukar dan itu akibat cerobohmenjalankan profesi, perlu dipertanyakan layak-kah RSUD Gambiran mendapat penghargaan ISO ?
    Dengan tujuan untuk mengedepankan kode etik jurnalist, supaya pemberitaan seimbang Hapra Indonesia mencoba menghubungi dr Sentot via telpon "datang aja langsung saya masih di pemkot, temui aja bu wadir" ucap Sentot kepada Hapra, yang di maksud untuk menemui bu wakil direktur yaitu Dra Hj Tutwuri Andayani,MM.
    Dengan bergegas Hapra Indonesia langsung menuju ke RSUD Gambiran, ketika sesampai, "tunggu dulu mas bu Tutwuri belum datang", lantas Hapra pun menunggu bersama tamu lainnya yang menunggu.
    Tanpa di sengaja, beberapa menit kemudian Sentot datang dan menemui orang duduk di ruang tunggu tak jauh duduknya dengan Tim Hapra, "Bentar ya mas" sambil jalan menuju ruangannya ungkap Sentot kepada Hapra.
    Setelah beberapa menit kemudian, orang yang baru menemui dr Sentot keluar dan Tim Hapra Indonesia segera menemui dr Sentot di ruang kerjanya, di ruangan itu dr Sentot didampingiJjantik selaku Kabang Humas dan dua kabag lainnya.
    Ketika menanggapi masalah kesalahan reka medis yang ditanyakan Hapra Indonesia, diakui memang terjadi kesalahan, "Jadi kita memang berusaha untuk data base itu di perbaiki" Ungkap dr.Sentot.
    dr.Sentot menambahkan juga bahwa dirinya (pihak RSUD Gambiran -red) akan melakukan perbaikan terhadap SDM nya serta untuk tertib adminitrasi dan peningkatan pelayanan.
    "Supaya apa keluhan yang anda sampaikan biar tidak terulang kembali" ungkap Sentot berikutnya kepada Hapra, Sentot sendiri menganggap konfirmasi terkait masalah ini suatu keluhan semata.
    Seharusnya dr Sentot paham bahwa kehadiran tim Hapra adalah tugas konfirmasi sebagai seorang jurnalis dan bukan hadir sebagai pasien atau keluarga pasien. Meski demikian, Sentot mengakui apa yang ditanyanyakan Tim Hapra Indonesia.
    Menurut Sentot, memang terdapat dua kesalahan, dua hal tersebut adalah humen error dan bisa juga dalam hal teknis informatika, padahal teknis informatika itu sendiri di mitrakan, secara tidak langsung kesalahan tersebut mengarah ke kemitraan.
    Tetapi oleh Sentot, semua itu tidak bisa di katakan salah ataupun tidak salah dari kemitraan itu sendiri, menurut pengalaman Gambiran sendiri untuk IT kalau tidak logikal itu kesulitan kalau memang ada problem.
    Jadi kalau sudah dipasang, maka online pun jalan, tetapi dalam prosesnya kalau tidak ada kemitraan pihak RS Gambiran pun kesulitan apabila ada problem, "Jadi memang perlu proses untuk perbaikan masih ada kekurangan-kekurangan yang di lakukan, dan masih terus melakukan pembenahan" ungkapnya.
    Ditambahkan oleh Sentot bahwa dengan hal tersebut Gambiran sendiri diri tidak mau di bilang adanya beberapa kesalahan yang berada di RS Gambiran itu sendiri.
    Yang lebih mengherankan lagi, Sentot mengungkapkan bahwa pasien yang datang ke Gambiran itu kebanyakan dengan kondisinya yang kritis, secara tidak langsung Gambiran sendiri mengeluh akan persoalan ini.
    Apa yang disampaikan dr Sentot selaku dirut RSUD Gambiran kepada Tim Hapra, terasa timpang, karena sebuah rumah sakit didirikan untuk upaya penyembuhan dan tenaga medis wajib menjalankan tugasnya untuk menangani pasien apapun kondisinya.
    Tentang kehadiran pasien dengan keluhan dan atau kondisi yang ada, adalah sebuah tantangan upaya penyembuhan dan berupaya memberikan layanan yang semestinya. Ketika Hapra bertanya dengan kejadian seperti ini di RSUD Gambiran sendiri apakah layak untuk mendapatkan ISO ?
     Sentot pun menjawab "Terkait ISO sendiri tidak semua di ISO kan" meskipun jika benar demikian lantas apa jika tidak di ISO kan menjadikan keteledoran ataupun tidak di perhatikannya yang berakibat terjadinya kesalahan reka medis itu sendiri.(luh,deni)

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA