TULUNGAGUNG | HAPRA Online – Air merupakan kebutuhan pokok untuk menstabilkan kehidupan, selain untuk kebutuhan minum, cuci dan mandi serta memasak, kebutuhan yang besar adalah untuk memenuhi kebutuhan tanaman pangan.
Akhir-akhir ini musim hujan dan kemarau terasa tak teratur sehingga dapat mempengaruhi kwalitas hasil panen dari lahan petani. Keringnya sawah berpengaruh terhadap kehidudap tanaman. Di Tulungnagung, saat ini bisa dikata siap-siap mengibarkan bendera putih dalam penenuhan kebutuhan air.
Waduk Wonorejo, selain punya daya jual dalam dunia wisata, air yang tersimpan diwaduk tersebut sangat dibutuhkan warga. Apalagi pasokan air dari bendungan Wonorejo juga dibutuhkan untuk memenuhi produksi PDAM di Surabaya.
Aliran air dari waduk Wonorejo meenuju Surabaya untuk diolah menjadfi air minum, dalam perjalanannya juga menunjang warga sekitar daerah aliran sungai (DAS)m terutama kalangan petani untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang sedang ditangani.
Harapan pasokan air dari waduk mengalir sampai Surabaya, kini kondisinya makin memprohatinkan dan terancam tak dapat mengirimkan air karena debit diwaduk sangat memprihatinkan kondisinya.
Hal uty karena permukaan air waduk Wonorejo, Tulungagung selama ini ternyata terus mengalami penurunan debit hingga nyaris mendekati ambang batas terendah, yakni 153 dpl.
“Penurunan ini sebenarnya merupakan fenomena yang wajar, sebab, fungsi waduk saat kemarau adalah sebagai penyuplai air bagi irigasi pertanian. Jika saat ini terus menyusut suatu hal hang biasa,” kata Kepala Divisi ASA II Perum Jasa Tirta Tulumgagung, Taufiqurrahman pada Jatimnet Online.
“Penyusutan air waduk selama beberapa pekan terakhir tergolong cepat. Sekitar empat hari lalu, misalnya, elevasi permukaan air waduk masih dikisaran 157 meter di atas permukaan air laut (mdpl).”terangnya.
“Kita masih ada cadangan ketersediaan air waduk, baik untuk keperluan irigasi maupun untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sekitar bendungan Niama, masih mencukupi, hingga tiga bulan mendatang”Tambahnya.
“Kalaupun sampai tiga bulanan mendatang hujan tak kunjung turun atau musim kering terus berkepanjangan, air cadangan waduk masih ada dengan volume mencapai 44 juta meter kubik lebih.
Dengan ketinggian elevasi telah menyusut lagi hingga berada di kisaran 155 mdpl.” Katanya.Meski telah mendekati ambang batas terendah, pihak perum Jasa Tirta memastikan pasokan air waduk masih aman.
Dari pantauan Jatimnet dampak penyusutan Air Waduk Wonorejo tersebut sangat mempengaruhi kondisi lahan pertanian yang mengandalkan irigasi dari waduk tersebut tampak kering kerontang
”Terpaksa kami beralih pada awal bertani karena kemarau panjang lahan kami gunakan sebagai batu bata”ujar Winih warga Desa Tiudan (Bayu)