Selamat datang di Site Berita Nasional Media Hapra Indonesia . Wartawan Hapra Indonesia dalam menjalankan tugas dibekali kartu wartawan dan bertugas sesuai penempatan yang dikeluarkan oleh Redaksi. Semua Anggota Hapra Indonesia, foto dan nama ada pada situs kami ini, tanpa ada nama dan foto di situs kami, oknkum tersebut BUKAN ANGGOTA HAPRA INDONESIA DAN SEGALA YANG DILAKUKAN DILUAR TANGGUNG JAWAB REDAKSI. LAPORKAN KE PIHAK KEPOLISIAN TERDEKAT

Sabtu, 27 Agustus 2011

Tak Ada Jatah Untuk Wartawan


Kediri,Hapra Net – Hari ini kehadiran wartawan dari beberapa daerah menyerbu Gudang Garam seperti dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya untuk mengais rejeki. Kahadiran hari ini, 27 Agustus 2011 adalah kali kedua setelah kunjungan beberapa hari sebelumnya.
    Kunjungan wartawan dari berbagai media, selain dari Kediri juga dari Kota Surabaya, Malang, Mojokerto dan Ponorogo serta beberapa daerah lainnya yang mendapat informasi dari adanya ‘jatah’ untuk setiap wartawan amplop berisi uang Rp 100 ribu.
    Antrean yang cukup berjubel di kantor PT Gudang Garam Kediri, mereka ada yang telah berada di lokasi sejak pukul 6 pagi. Namun kerumuman wartawan akhirnya membubarkan diri serelah antri  sekitar satu jam.
    Bubarnya kerumuman wartawan setelah diinformasikan dari pihak Gudang Garam bahwa tidak ada acara pemberian lebaran kepada wartawan. Yang ada dikatakan untuk warga.
    Sementara itu, jalan dari dan menuju Gudang Garam pagi tadi cukup macet dengan banyaknya warga yang mencari berkah dari Gudang Garam dengan amplop berisi uang Rp 20 ribu untuk dewasa dan Rp 10 ribu untuk anak-anak.
    Dari melihat membeludaknya jalan, diperkirakan  ada sekitar 15 ribu warga mencari berkah di Gudang Garam hari ini, sehingga sempat terjadi insiden saling dorong tak terhindarkan. Sejumlah anak-anak dan orangtua berdesak-desakan hingga saling berhimpit.
    Melihat jumlah pencari berkah tersebut, mereka tidak hanya dari Kediri, tetapi dari daerah sekitarnya seperti Nganjuk, Blitar, Tulungagung dan Jombang maupun Trenggalek. Kehadiran mereka tidak sedikit yang rombongan mencarter kendaraan roda empat.
Tentang pembagian zakat, Yuli Rosiyati Humas PT Gudang Garam warga yang datang untuk tahun ini meningkat hingga 2.000 orang, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dikatakan Yuli, bahwa dana zakat bagi warga yang disediakan PT Gudang Garam sekitar Rp 300 juta rupiah, sedangkan untuk pengamanan dikerahkan sedikitnya 580 personel dari kepolisian dan 150 anggota TNI.(WS)

Sabtu, 13 Agustus 2011

Bangunan Saluran Irigasi

 PNPM MPd Ngablak Dirusak
Kediri – Bangunan saluran irigasi PNPM MPd Desa Ngablak Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri dirusak orang tidak dikenal, pekerjaan pembangunan saluran irigasi tersebut disinyalir baru dilaksanakan sekitar 40%.
    Dari data yang berhasil dihimpun oleh Pasopati perusakan tersebut diketahui oleh pelaku PNPM MPd pada hari Sabtu 6 Agustus 2011 sekitar jam 7 pagi. Ketua BKAD Kecamatan Banyakan Nur Abidin mengungkapkan kepada Pasopati Selasa 9 Agustus 2011.
    Dia juga sudah mendengar perihal perusakan saluran irigasi desa Ngablak, “Ada beberapa sebab yang belum dapat kita ungkapkan apa motif perusakan tersebut, namun apabila ada permasalahan yang timbul dalam kegiatan PNPM biasanya didahului dengan miskomunikasi baik antara pelaku dengan pelaku lainnya maupun antara pelaku dengan masyarakat. Namun dalam kasus di Ngablak ini kami belum berani menyimpulkan apa motifnya” ungkap Abidin.
    Nur Abidin lebih jauh mengakui pada saat ini pelaksanaan PNPM MPd di kecamatan Banyakan memang perlu ada pembenahan disegala bidang, menurut dia (Abidin – red) pertama kali yang harus dibenahi adalah seputar kegiatan SPP dan UEP karena tunggakan di Kecamatan Banyakan menurutnya sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan.
    “Kalau masalah perusakan didesa Ngablak itu kok saya kira sudah tidak ada permasalahan to, karena saya dengar sudah dibenahi”, tegas Nur Abidin.
    Dari pantauan Pasopati dilapangan, Rabo 10 Agustus 2011 kerusakan saluran irigasi di Desa Ngablak masih dibiarkan begitu saja dan belum ada pembenahan sama sekali.
    Kepala Desa Ngablak Mu’anam selaku pengendali kegiatan PNPM MPd di desanya mengungkapkan belum dapat memberikan pernyataan apapun terkait perusakan saluran irigasi tersebut karena pada saat akan dikonfirmasi Kepala Desa Ngablak tersebut sibuk mempersiapkan ujian tulis pengisian perangkat desanya.
    Sementara itu PJOK kecamatan Banyakan Putut, ketika akan dikonfirmasi terkait perusakan saluran irigasi tersebut dia tidak ada diruang kerjanya. Namun dari informasi yang bisa diperoleh Pasopati kasus perusakan tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Banyakan.
    Salah satu anggota Polsek Banyakan yang enggan disebutkan namanya membenarkan masalah adanya laporan tentang perusakan tersebut kepada Polsek, “Namun lebih jelasnya silahkan konfirmasi kepada Kapolsek”, jelasnya. (isa)

PJOK : “Kasus Ngablak Sudah Selesai”

Kapolsek : 
“Kasus Terus Berlanjut”
KEDIRI – Kasus perusakan saluran irigasi desa Ngablak Kecamatan Banyakan yang di bangun oleh PNPM MPd tahun anggaran 2011, di anggap sudah selesai dan tidak ada permasalahan lagi, hal tersebut diungkapkan oleh Putut Suharto PJOK PNPM MPd Kecamatan Banyakan diruang kerjannya, kamis 11 Agustus 2011
    Dasar dianggap selesainya kasus tersebut karena sudah adanya kesanggupan dari pelaku ditingkat desa (TPK – red) untuk membenahi semua kerusakan.
    Lebih jauh Putut menuturkan karena PNPM MP merupakan program pemberdayaan maka apabila ada permasalahan yang ada didesa maka pihak pelaku ditingkat desa pula yang wajib menyelesaikan. “Kami hanya memantau saja” ungkapnya.
    Ketika ditanya apakah kesanggupan membenahi bangunan yang rusak tersebut dilakukan dalam suatu Musyawarah Desa Khusus? PJOK Kecamatan Banyakan tersebut meng”iya”kan namun dia lupa kapan Musyawarah Desa Khusus tersebut dilaksanakan, “Tapi yang jelas sudah dituangkan dalam berita acara” tegas Putut.

Kapolsek Banyakan
“Kasus Ngablak berjalan Terus”
Ungkapan berbeda disampaikan oleh pihak kepolisian, menurut Kapolres Kediri AKBP Heri Wahyono melalui Kapolsek Banyakan AKP Sudarminto kasus perusakan saluran irigasi Dusun Bagol Desa Ngablak masih terus di proses.
    AKP Sudarminto mempertanyakan dasar penghentian kasus tersebut hingga hari ini tidak ada. Lebih jauh AKP Sudarminto menuturkan kasus di Dusun Bagol Desa Ngablak tersebut pada saat ini dalam taraf penyelidikan, “Jadi tidak benar kasus irigasi Ngablak tersebut sudah selesai, justru kaget kalau ada penyataan seperti itu” tegas AKP Sudarminto.(Isa Pasopati)

Minggu, 07 Agustus 2011

Sambut Idul Fitri, Bulog Tulungagung Antisipasi

TULUNGAGUNG, Hapra Indonesia - Rumor yang mengatakan  akan adanya kelangkaan bahan pangan di Kabupaten Tulungagung di bulan Ramadhan tahun ini beredar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kecemasan masyarakat akan kurangnya bahan pangan di Kabupaten Tulungagung saat umat islam menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan menambah kebutuhan keluarga menghadapi Idul Fitri tak perlu terjadi. Hal ini telah diungkapkan oleh Ir H Damin Hartono Roestam MSi kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre X Tulungagung.
Dalam wawancara dengan Hapra Indonesia, Damin mengatakan bahwa pihak Bulog Sub Drive X Tulungagung telah siaga mengantisipasi kelangkaan bahan makanan berupa beras dan sedikitnya hingga 3 bulan kedepan persediaan Bulog Sub Divre Tulungagung masih tercukupi.
Damim Hartono menuturkan bahwa saat ini persediaan beras di lima gudang milik Bulog  Tulungagung kondisi aman dalam 3 bulan kedepan. "Jadi kami pastikan cukup lah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga Tulungagung hingga 3 bulan kedepan, misalnya gudang bulog pulosari sudah tersedia stok beras 1500 ton jadi stok kita aman ," ungkap Damim Hartono.
”Sebelumnya sudah kita persiapkan pada awal tahun sampai akhir tahun, dalam RKAP atau  rencana kerja anggaran perusahaan. Sifatnya tidak hanya pada hari besar saja.Bila belum mencukupi kita mau ndak mau harus impor.”pungkasnya.  (B@yu)

Jumat, 05 Agustus 2011

Senpi Ilegal Beredar Di Tulungagung

Tulungagung,HAPRA Indonesia  Belum lama rawa was dan cemas menyelimuti bila memperoleh kiriman paket.
    Di Jakarta, bom disamarkan dalam buku yang dipaketkan, kini menyusul Tulungagung menjadi was-was dengan adanya paket bom telah merambah di kota marmer ini.
    Minggu 17/7  lalu di depan salah satu toko di Desa Bendilwungu Kecamatan Sumbergempol digegerkan adanya paket yang amat mencuriga kan.
    Paket dalam bentuk kotak nasi didepan toko tersebut mencemaskan warga setempat.
    Paket yang dikirim dan ditaruh seseorang tersebut, akhirnya menam bah pekerjaan jajaran Polres Tulung agung untuk lebih waspada adanya serangan terror merambah kota Marmer.
    Kotak naasi warna putih terdapat rangkaian kabel dan beberapa benda lain itu diboyong ke Polres untuk penelitian dan pengusutan lanjutan.
    Kabag Operasi Polres Tulung agung Kompol Subagyo, tentang paket yang diduga bom dan mence maskan warga tersebut, menuturkan “Setelah kami teliti, benda mencuriga kan itu bukanlah berisi bom sungguhan.
    Tapi memang di dalamnya terda pat rangkaian kabel yang sepertinya memang sengaja ingin dikesankan agar menyerupai bom rakitan” ujarnya.
    Paket kiriman bom, meski palsu, tak dikesampingkan pihak Polres Tulungagung untuk mengantisipasi jangan sampai Tulungagung  dijamah teroris.
    Tentang siapa yang berbuat usil, pihak Polres Tulungagung mencurigai pelakunya warga Desa Bendilwungu, Tulungagung.
    Saat ini, Tulungagung yang 'mendapat jatah' digunakan arena laga Porprov III yang pusat dan pembukaannya di stadion Brawijaya berupaya menjadikan wilayah nya selalu aman untuk kenyamanan warga luar Tulungagung yang memiliki banyak potensi wisata.
Sementara itu, Tim Telusur Jejak Hapra Indonesia mendapat informasi adanya peredaran senjata api (senpi) illegal produk USA.
Info yang masuk ke Hapra Indonesia mengatakan kepada Team Telusur Jejak Hapra Indonesia bahwa senpi tersebut dijual berikut peluru yang dibungkus dengan kemasan kantong plastik layaknya mainan, padahal senpi tersebut diduga peluru beramunisi dan bukan peluru mainan.
Data sementara yang diperoleh Hapra Indonesia, diduga peredaran senpi produk USA yang diselundupkan lewat P. Bali dan singgah di kawasan pantai selatan Malang telah dimiliki oleh beberapa kalangan.
Sangat riskan bila senjata rakitan tersebut beredar di kalangan teroris.
Jenis senpi tersebut diantaranya jenis AK dan senpi menggunakan peredam (Team HI)

Berlakukan e-KTP, Biaya Pembuatan Akan Naik

Tulungagung,HAPRA Indonesia "Setelah e-KTP diberlakukan tentu tarif pembuatan KTP bakal naik pula. Ini semua terkait dengan bahan pembuatan e-KTP,saat ini biaya masih tetap seperti semula yaitu Rp.7500 berdasarkan Perda No 18 Tahun 2006" Ungkap Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Pemkab Tulungagung Drs Eko Sugiono MM pada Hapra ketika dikonfirmasi adanya isu kenaikan biaya pembuatan E_KTP.
"Sedangkan untuk biaya baru E_KTP kita akan ajukan Raperda pengganti.
Rencananya akan dibahas di DPRD Tulungagung pada September tahun ini," katanya.Lebih lanjut mantan Kadispenda Tulungagung mengata kan”Saat pembutan masal biayanya kita gratiskan dimulai tahun 2012 nanti,untuk reguler atau setelah pembuatan massal akan tetap dikena kan biaya alias tidak gratis”.
“Pemkab Tulungagung sudah siap melaksanakan penerapan e-KTP pada 2012 mendatang. Tertuma dalam menyi apkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemerintah Pusat.
Antara  lainsalah satunya pernyataan tentang penyesuaian nomenklatur instansi yang diamanatkan PP No 41 Tahun 2007 dan PP No 37 Tahun 2007 dan foto copy usulan operasional e-KTP melalui APBD 2012.”Tandasnya.
Lebih lanjut pria yang menjabat rektor Universitas Tulungagung menga takan "Kami sudah mempunyai pro gram mengubah dari speedy menjadi radio.
Dengan penggantian tersebut 3 kecamatan diharapkan tidak akan terhambat seperti Pucanglaban, Pegerwojo dan Tanggunggunung,". (Bayu).

Tulungagung Marak Penambangan Pasir

Tulungagung,HAPRA Indonesia  Penambangan pasir di wilayah Kabu paten Tulungagung, kian hari semakin menjadi-jadi.
    Dalam melaku kan penambang an pasir, bisa dikatakan besar-beraran tanpa memikir kan adanya dampak lingku ngan.
    Dari pantauan Hapra, penambangan yang menggunakan mesin penyedot pasir. Maraknya penambang pasir, telah berkali-kali tindakan pener- tipan petugas dari Pemkab Tulugagung, masih saja terjadi.
    "Mereka-kucing-kucingan dengan pegas” ungkap Marno yang se ring melihat ketika menggunakan jasa penyeberang di hamparan sungai Barantas.
Yang marak dilakukan penambangan pasir, hamper sepanjang sungai Brantas yang melintas Tulungagung, diantaranya di Desa Pakel Kecamatan Ngantru. Penambangan di lokasi tersebut terlihat menggunakan 4 mesin penyedot pasir.
Penambangan yang dilakukan di Desa Pakel ini, tergolong kapasitas besar dan dilakukan sepanjang gari, hal ini terbukti masih ada suara mesin penambangan pasir sekitar pukul 02.00 dini hari.
ST dan WR  penambang pasir warga Kec. Ngantru mengaku kepada Hapra bahwa setiap hari nya rata 2 biasa menghasilkan 7 rit (truk) bahkan bisa lebih kalao tidak mesin dieselnya yang digunakan menambang tak mengalami kemacetan.
Masih menurut ST dan WR, pasir yang dihasilkan untuk 1 truk bisa laku dijual dengan harga Rp 120 ribu higga 150 ribu. Dari hasil itu di bagi oleh satu team yang terdiri dari 3-4 orang penambang.
    Nekatnya para penambang pasir melakukan penambangan meski sering dilakukan operasi, mereka rata-rata mengaku tak memiliki kealihan kerja lain dan sempitnya lapangan kerja yang hasilnya bisa memenuhi kebutuhan,
    Karena kebutuhan hidup sehari-hari dan menyekolahkan anak itulah mereka tetap menekuni profesi kerja sebagai penambang dan mengabaikan dampak erosi sungai Brantas yang bisa memicu bencana banjir.(Onjiek)

Lambang Negara Dibuat Mainan

Kediri,HAPRA Indonesia - Telah beberapa bulan ini beredar uang mainan untuk anak-anak yang bentuknya sangat mirip dengan uang sungguhan, khususnya disain mendekati kesamaan (copy paste uang asli) hanya sebagian kecil diubah.
    Karena bentuknya yang sangat mirip. Uang mainan menyerupai uang asli Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu, sering mengecoh pengguna jalan dan sangat riskan adanya kecelakaan.
    Hal tersebut, seperti apa yang dikatakan Wijanarko warga Jl KH Ahmad Dahlan Kediri, “Uang mainan itu sering terlihat tergeletak di jalanan dan posisinya terlipat bisa mengecoh warga yang lewat untuk mengambil dengan berhenti mendadak saat mengendarai kendaraan” Ujarnya.
    Padahal menurut Wijanarko mantan karyawan PR GG, uang mainan tersebut sangat mirip sekali dengan aslinya. Sementara itu beberapa sumber menyayangkan bebasnya beredar uang mainan yang disainnya diadaptasi langsung dari uang aslinya.
    Hapra ketika sedang ke warung, mendapati makanan ringat dengan bonus gambar uang mainan ukuran lebih kecil dan uang mainan mirip aslinya diperoleh Hapra dari seorang pedagang rokok yang membuka kios ditepi jalan.
    Ibu yang telah uzur menjaga kios rokok sampai larut malam dan sering ketiduran, Ibu tersebut mengatakan ada pemuda mengendarai sepeda motor sekitar jam 21.30 membeli dua pak rokok dan camilan yang totalnya nya Rp 26.500,-
    Menurut ibu tersebut, pembeli menyerahkan uang lembaran Rp 20 ribu dan Rp 2 ribuan 3 lembar serta uang logam Rp 500. Karena saat itu si ibu terjaga dari tertidur dan rombongnya remang remang dengan penerangan lampu 5 wat.
Si ibu pemilik kios tak menyadari kalau uang lembaran Rp 20 ribuan adalah uang mainan.keesokan harinya baru tahu setelah menghitung uang di kotak untuk ‘kulak-an’ beberapa bungkis pak rokok.
Peredaran uang mainan yang sanat mirip dengan uang asli (disain copy paste) dikatakan salah seorang anggtota LSM bahwa sebaiknya dilakukan pelarangan pembuatan, peredaran dan memiliki uang mainan tersebut) karena pembuatnya jelas diuntungkan karena mainan itu bisa terjual laris manis.
Dikatakan juga, bahwa hak cipta disain uang RI telah dijiplak tanpa izin oleh pembuat uang mainan sekaligus menggunakan logo lambang RI berupa burung Garuda Pancasila untuk mainan dan produk uang mainan yang dibuat serta diedarkan bisa mengecoh warga yang kurang waspada. (Red)

Wereng Serang 700 Hektare Lahan Padi Di Tulungagung

Tulungagung,HAPRA Indonesia  Petani di Kabupaten Tulung agung semakin was-was setelah serangan hama wereng makin meluas area yang diserang.
    Sampai saat ini sedikitnya terdapat 700 hektare tanaman padi yang telah diserang wereng.
    Serengan wereng yang meluas mencapai 700 hektare, tak dipungkiri oleh Ir Tatang Suhartono,MSi Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Tulungagung ketika dikonfir masi Hapra Indonesia.
    Tatang menepis jika rumor ber kembang mengatakan lahan padi menye rang 2000 hektare.
    “Tapi bukan semua sudah terserang. Yang benar ada gejala hama wereng menyerang 2.000 hektare tana man padi," aku Ir Tatang.
Dijelaskan oleh Tatang,”Benar  bahwa 2000 hektare tanaman padi terserang wereng, tapi kita tidak tinggal diam sejak ada gejala awal bersama warga langsung melakukan tindakan pencegahan” tuturnya.
Dikatakan Tatang juga bahwa tindakan yang dilakukan lembaganya hasilnya cukup menggembirakan turun draktis.
Serangan wereng tidak setiap hektare ada sebagian yang sudah terserang. Ini yang langsung kami berantas sehingga tidak membesar," paparnya.
Tatang tidak mengelak jika sudah ada 700 hektare lahan tanaman padi yang terdata sudah terserang hama wereng.
"Ini tentu tidak banyak berpengaruh pada hasil atau stok beras yang dihasilkan dengan luas lahan pertanian di Tulungagung 50 ribu hektar.
Malah petani sudah dapat menjual gabah kering sawah Rp.3400 untuk perkilo nya" pungkasnya.
Ditempat terpisah, Sekre taris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Tulungagung Drs Wiwik Triasmoro pada Hapra mengata kan, “Saya berharap Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan mengambil langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi serangan hama wereng.
Salah satunya menyediakan stock obat-obatan pestisida  yang cukup serta stok pestisida  hayati yang ramah lingkungan.”. (Kasan/Onjik).

Polres Tulungagung Gelar Operasi Patuh Semeru 2011

 Tunlungagung,HAPRA Indonesia – Menindak lanjuti intruksi Markas Besar Kepolisian RI, pihak Satlantas Polres Tulungagung kembali mengelar operasi patuh semeru 2011 yang dimulai tanggal 11 Juni sampai 24 juli yang lalu dengan sasaran para penggendara motor  baik roda dua maupun roda 4.
Kasat Lantas Polres Tulungagung AKP Satria melalui  KBO Lantas Polres Tulungagung IPTU Puji Widodo pada Hapra diruang kerjanya mengatakan”Operasi patuh Semeru 2011 digelar atas intruksi Dirlantas Mabes Polri bertujuan untuk menekan angka kecelakaan serta menjalankan penerapan UU Lalu Lintas no 12 tahun 2002 “.
Disinggung adanya sidang tilang ditempat bagi pelanggar lalu lintas lebih lanjut  Puji Widodo menjelaskan”Bertujuan agar masyarakat paham dan memahami proses dari penindakan sampai persidangan bagi para pelanggar lalu llintas.
Kita sudah melakukan kerjasama serta koordinasi dengan pihak terkait”. Operasi semeru kali ini menerapkan sistem 50 Pencegahan 50%. “Tentang tindakan, kita terapkan sistem 50% pencegahan serta 50% penindakan, agar seimbang. Saya berharap dengan adanya gelar operasi semeru masyarakat semakin sadar akan tertib lalu lintas walaupun tidak ada petugas”.
Ditempat terpisah AKP Handiana Kapolsek Kalidawir disela-sela gelar operasi mengatakan ”Dengan adanya operasi  patuh  semeru  2011 sampai jajaran polsek  khususnya dipolsek kalidawir akan  semakin menambah kesadaran masyarakat dalam berlalulintas.
Diharapkan ada maupun tidak ada petugas masyarakat kalidawir sadar hukum berlalulintas,utamanya di perempatan Tunggangri karena  volume kendaraan sudah terlalu over dibanding 2 tahun yang lalu sedangkan bahu jalan tidak berubah, saya berharap pada dinas terkait untuk memasang lampu trafic light diperempatan tersebut” (Kasan/Onjik).

PMI Tulungagung Siaga Ramadhan dan Idul Fitri

Tunlungagung,HAPRA Indonesia - Dua pekan menjelang Ramadan 2011, Unit Pelayanan Trasfusi Darah (UPTD) Tulungagung memasang target memiliki stok darah sebanyak seribu kantong.
Langkah ini dilakukan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya,  permintaan darah meningkat di bulan Ramadan dan Lebaran. Selain itu pasokan darah dari pendonor juga mengalami penurunan.
Agar tidak terjadi krisis stok darah, UPTD menggenjot pasokan darah dari pendonor sebelum serta  menjelang datangnya bulan puasa. “Kita berikan jadwal setelah sholat traweh.
Target kita sebelum puasa sudah bisa terkumpul seribu kantong darah dan selama puasa 500 kantung darah".." ujar Wakil Kepala Unit Transfusi Darah Tulungagung Karminah pada Hapra diruang kerjanya.”
Dalam kurun waktu dua pekan sebelum bulan puasa, kita bekerja ekstra dalam dengan menggalang pendonor  dari intansi yang ada serta masyarakat umum pendonor tetap maupun baru”. tandasnya.”
Disinggung masalah maraknya isu darah yang terinfeksi Karminah mengatakan. "Kita lakukan pemeriksaan kualitas setiap hari. Ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya kualitas darah yang kurang bagus.
Sudah ada prosedur tetapnya jadi setiap daonor yang tetap maupun baru kita seleksi dengan ketat.Bila terinveksi kiota isolasi serta di kirim ke rumah sakit untuk di musnahkan dengan insenator". (Bayu)

Enaknya Daging Ayam….Awas Ayam Tiren….

TULUNGAGUNG, Hapra Indonesia – Menjelang datangnya bulan suci ramadhan dan menantikan hari raya Idul Fitri, para pedagang berupaya meraih keuntungan yang maksimal dibanding pada bulan-bulan biasa.
 Dengan upaya meraup keuntungan yang besar berbagai carapun dilakukan oleh para pedagang, agar tak kecewa dan para konsumen tidak dirugikan, perlu kewaspadaan terhadap mutu barang yang dibeli.
Yang lagi marak saat ini, selain jenis makanan dan minuman siap saji yang kedaluwarsa, konsumen harus ekstra hati-hati untuk belanja jenis daging. Hal ini karena tersiar kabar adanya daging tak layak konsumsi beredar dan harga lebih murah dibanding harga pada umumnya.
Setelah maraknya daging sapi geronggongan, terjadi di sejumlah daerah. Kini, masyarakat dihebohkan  adanya peredaran daging ayam tiren (mati kemarin) serta ayam bangkai.
Dari informasi yang di dapat dari sumber HAPRA mengatakan bahwa ada daging ayam yang dijual telah mati sebelum disembelih. Dengan modus menyuntikkan air ke tubuh ayam yang telah mati tersebut, serta memberikan baluran kunir  pedagang daging ayam bisa memperoleh keuntungan dua kali lipat jika disbanding jual daging yang sehat.
 “Pengepul menyembelih ayam tiren dan  bangkai ayam, menyuntikan air serta membalurnya dengan kunyit agar kelihatan seperti ayam segar” ungkap salah seorang sumber kepada tim telusur jejak Hapra Indonesia.

MODUS OPERANDI
Arus sungai Brantas sering dijadikan pembuangan bangkai ayam sortiran yang akan dikirim ke tempat tempat penjualan ayam. Bangkai ayam yang mengambang di sungai ada yang mengambil, membersihkan, menyembelih dan dijual ke pengepul.
Dari pengepul daging bangkai ayam beredar ke pengecer dan sampai ke konsumen.Tim telusur Jejak Hapra Indonesia, juga mendapat informasi dan melelusuri asal usul daging ayam tiren. Selain diambil dari sungai, bangkai ayam juga diambil langsung ke kandang ayam peternak yang biasa di kirim dalam jumlah yang sangat besar ke luar Tulungagung.
Bangkai ayam yang telah disembelih dan diberi pewarna dari kunyit, banyak dijual ke pedagang makanan siap saji. Diantaranya depot maupun pedagang ayam goreng yang selalu laris manis dikonsumsi pembeli karena harganya yang murah. Ironisnya  80 % di wilayah sekitar Kecamatan Ngunut beberapa warung menggunakan daging tak layak konsumsi tersebut.
Diantaranya ayam goreng dan beberapa depot soto ayam dalam kategori yang besar, sementara itu pembeli tak menyadari kalau makanan bahan daging ayam yang mereka konsumsi adalah berasal dari ayam tiren. Sementara itu Sekretaris Dinas Perternakan Kabupaten Tulungagung Tatik Handayani ketika dikonfirmasi Tim telusur jejak Hapra Indonesia merasa terkejut dengan informasi yang diperoleh  tim telusur jejak Hapra Indonesia.
Dari informasi tersebut, Tatik menyatakan akan segera menindak lanjuti dengan pengawasan dan penertipan pedagang daging ayam. Dengan tindakan tersebut, diharapkan dapat mengantisipasi agar masyarakat pengomsumsi daging ayam tak terkecoh.
Lebih lanjut Tatik berharap dengan melakukan pengawasan secara berkesinambungan, agar lembaga tempatnya bekerja bisa menjadikan pengawasan mutu daging yang dipasarkan dan sehat serta layak untuk konsumsi.
“Sebenarnya kami sudah seringkali melakukan pengawasan, terima kasih atas informasinya. Besok segera kita tindaklanjuti,” paparnya.
Tatik Handayani menuturkan bahwa konsumen sebenarnya bisa mengetahui kualitas daging ayam saat transaksi.
Tentunya dengan mengetahui ciri-ciri daging ayam yang diduga suntikan serta bangkai. Seperti, jika diangkat daging mengucurkan air, tidak keset namun mengkilap, berat daging tidak wajar atau tidak sesuai dengan ukuran rata-rata 800-900 gram. Selain itu, jika digoreng, daging ayam langsung menyusut.
 “Pedagang yang nekat menyuntik daging dengan air untuk mendapat keuntungan yang besar. Biasanya yang disuntik daging bagian paha, dada serta punggung ayam,” jelasnya.
” Kurang baik karena daging menjadi kurang higienis.”pungkasnya. (B@yu/Dik)

BERITA SEBELUMNYA

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA